Monday, October 30, 2017

Cerita Dewasa Cewek Eksibisionis

Cerita Dewasa Cewek Eksibisionis

bukuceritadewasaonline - Namaku Santi, kata orang aku cantik dan aku mengetahui hal itu, haha.. Bentuk tubuhku nyaris sempurna, kenapa aku bilang nyaris karena kan tidak ada orang yang sempurna. Yah dengan segala kelebihanku ini aku merasa harus membaginya dengan sesama, itulah kenapa aku suka berpakaian minim dan memamerkan tubuhku.
Umm apa ya sebutannya, ah ga penting yang penting kalian tahu maksudku kan? Aku mengetahui kelainanku ini ketika duduk di kelas 1 sma, waktu itu di kelasku mayoritas cowok. Sehingga cewek-cewek di kelas diperlakukan bagai Putri.

Cerita Dewasa Cewek Eksibisionis - Tetapi di kelasku itu hanya ada 3 orang cewek yg berwajah lumayan, aku, teman sebangkuku Achie dan satu lagi aku ga begitu kenal dekat tapi kalau ga salah namanya Nadia. Jadilah kalau pelajaran kosong atau istirahat cowok-cowok di kelas cari muka dengan aku dan Achie teman sebangkuku.

Entah kenapa aku merasa senang sekali jadi pusat perhatian, jadi mulailah sedikit demi sedikit baju seragamku mengetat dan rok ku memendek, Achie yang sedikit tomboy dan sudah punya pacar terkadang kalau istirahat langsung ngeloyor ke kelas cowoknya, sedangkan aku diam di kelas meladeni cowok-cowok kesepian itu.

Namun keberanianku cuma sampai disitu saja, hingga sewaktu aku naik kelas 2 aku ikut ekskul cheerleaders sehingga aku makin menjadi pusat perhatian. Cheerleaders yang kalau tampil selalu pakai baju ketat dan rok mini. Sehingga aku pun semakin berani menampilkan diri, terkadang sampai basah memekku bila cowok-cowok yang menonton melihat dengan pandangan yang mupeng seakan-akan melihatku bagai tanpa busana.

Aku ingin menceritakan pengalaman beraniku sewaktu kelas 3 SMA, waktu itu hari sudah sore, anggota cheers baru selesai latihan, beberapa langsung pulang dan beberapa lagi langsung mandi di ruang locker. Sedangkan aku memilih untuk bersantai di kelasku 3 IPS 3 yang berada di lantai 3 paling pojok.

Kelasku ini paling nyaman dibanding kelas-kelas lainnya, kelas ini satu-satunya yg memiliki 3 AC sekaligus jadi lebih sejuk di kelas ini, selain AC kelas ini juga paling besar dan punya fan juga. Pokoknya kelas paling enak deh, aku berlari dari aula lantai 2 tempatku berlatih ke lantai 3. Sampai di kelas karena hari itu sudah hampir pukul 5, dan sepi banget, aku memutuskan untuk ganti baju disitu. Aku lepaskan celana pendek daleman rokku dan juga kaosku yang sudah basah oleh keringat. Aku lupa tidak membawa baju ganti, jadi kuputuskan untuk memakai baju seragam putihku. Tapi sebelum aku berganti baju aku tidur-tiduran di atas meja, tepat dibawah fan untuk mengademkan badanku.

Latihan cheers tadi menguras keringatku jadi seluruh tubuhku basah. Aku hanya memakai rok cheers yang pendek dan celana dalam g-string warna hitam serta Bra hitam mini, aku tidur-tiduran di atas meja sambil sesekali mengelap tubuhku dengan handuk kecil, tetapi ternyata aku kecapean hingga ketiduran.

Tiba-tiba aku dengar pintu dibuka, aku tersentak kaget dan kulihat si ganteng Lukman anak IPA itu memasuki kelas, aku melirik jam ternyata aku ketiduran 20 menit. Bukannya aku mencoba menutupi tubuhku tapi malah aku pasang posisi menggoda dan pura-pura tertidur. Cerita Dewasa Cewek Eksibisionis - Lukman si ketua osis itu melongo melihatku seperti itu. Namun perlahan tapi pasti Lukman malah mendekatiku. Lukman mencoba memanggil namaku, nampaknya ingin membangunkan atau hanya ingin mengecek saja. “San..” seru Lukman pelan.

Aku pura-pura tertidur sambil mengganti posisi lebih menggoda lagi, tanpa kusadari sudah basah memekku melihat Lukman melongo memandangiku. Lukman menyentuh pelan tanganku untuk membangunkanku namun aku diam saja. Lukman pun memegang perutku namun aku masih pura-pura tertidur. Sampai Lukman menyentuh payudaraku pelan, aku malah mendesah namun tetap tertidur akhirnya Lukman memberanikan diri meremas payudaraku, lagi-lagi aku mendesah saja.

Lukman menurunkan tali Braku dan menarik Braku turun hingga ke perut. Buah dadaku terpampang dengan jelas dan putingnya yang mengeras sudah tegak berdiri. Lukman meremasnya lagi, kini aku pura-pura agak tersadar. Lukman kaget dan sedikit mundur dari tempatnya berdiri, namun aku masih ingin menikmati permainan ini sehingga aku merubah posisi menjadi menyamping. Rok cheersku yang pendek terangkat, sehingga pantatku terpampang di hadapan Lukman. Aku mengenakan g-string jadi Lukman bisa melihat jelas bongkahan pantatku Lukman meremasnya, aku sangat menikmatinya, aku yakin memekku sudah sangat basah.

Lukman lalu berpindah berdiri, sehingga ia berada di hadapan payudaraku. Ia meremasnya lembut dan tangan satunya meremas pantatku. Aku masih pura-pura tertidur, nampaknya Lukman tahu aku pura-pura, karena aku terkadang mendesah pelan tiap kali ia menyentuhku. Tampaknya Lukman sudah tidak tahan, aku bisa melihat “adek”nya sudah sangat keras dibalik celana abu-abunya, karena berada tepat di depan wajahku. Aku pura-pura mengganti posisi dan menyebabkan wajahku menempel pada “adek”nya, Lukman menggesek-gesekan adeknya itu, dan tiba-tiba saja tanpa disangka-sangka Lukman menarik g-string miniku hingga putus. Dan ia memukul pantatku, ah diperlakukan seperti itu tidak mungkin aku pura-pura tertidur, jadi aku bangun dan dengan panik aku tutupi dadaku.

“Lukman, mau ngapain lo!” bentakku, Lukman hanya tersenyum saja dan dia berkata
“Engga tadi laporan osis ketinggalan..” lalu ngeloyor pergi, aku terduduk di meja membenahi Braku itu, namun Lukman balik lagi, aku langsung panik menutupi payudaraku lagi Lukman berkata
“Umm btw, nice boobs u have..” lalu pergi lagi, aku hanya tersenyum tersipu ketika Lukman pergi, entah kenapa aku merasa horny sekali sewaktu dia memujiku.

Cerita Dewasa Cewek Eksibisionis - Ketika aku sedang tersenyum Lukman balik lagi dan memergoki ku sedang tersenyum tersipu.. lalu dia berkata lagi. “haha..lo seneng ya?, ah..nice butt too” lalu dia pergi lagi. Aku senang bercampur malu saat itu. Aku melihat jam sudah menunjukan hampir pukul 6, karena ga ada celana dalam lagi, aku pulang hanya menggunakan rok cheers tanpa celana dalam. Rupanya tanpa aku sadari kaos bekas cheers tadi yang basah aku letakkan di atas seragam putihku, sehingga seragam putihku itu ikut-ikutan basah. “Wah kebetulan, its show time!” kataku dalam hati, aku lepaskan Bra hitam miniku, dan pulang mengenakan seragam sekolah putih yang basah dan rok cheers yang mini tanpa pakaian dalam sama sekali.

Aku menatap cermin yang ada di kelas itu, putingku yang masih mengeras tercetak jelas di seragam putihku yang ketat dan rok cheers itu sangat pendek sekali, bila aku membungkuk sedikit saja, pasti orang-orang bisa melihat bokong indahku. “Sempurna” bisikku pada diriku sendiri. Aku bergegas pulang, ketika aku melintasi lapangan masih ada anak-anak kelas 2 sedang bermain basket, dan bola itu memantul dekat tempatku berjalan.

Cowok-cowok itu meminta tolong aku mengambil bola basket itu, aku tersenyum manis, membelakangi mereka dan dengan pantat menghadap mereka aku membungkuk mengambil bola itu, cowok-cowok kelas 2 itu langsung terdiam, mereka dapat melihat jelas pantat mulusku, bahkan memekku bila mereka lebih teliti lagi.

baca juga : Cerita Dewasa Hubungan Ayah dan Anak

Tapi kejadian itu tak berlangsung lama, hanya sekitar 5 detik-an dan aku berbalik badan melempar bola basket itu. Mereka hanya tersenyum saja ketika aku berbalik badan dengan wajah “tak tahu apa-apa”. Aku pun pulang naik mikrolet, untung saja langsung kudapatkan begitu aku keluar sekolah. Di mikrolet itu hanya ada 1 anak kuliahan dan 2 orang bapak-bapak aku sedikit menyesal karena di mikrolet itu tidak ada yang mukanya oke punya.

Ketika memasuki Mikrolet aku agak membungkuk, pastilah pantatku itu terlihat jelas, pikirku dalam hati. Aku duduk di pojok, di depanku dua orang bapak-bapak itu, aku duduk agak menyamping, namun tempat duduk mikrolet itu terlalu pendek. Dudukku jadi seperti berjongkok aku tutup kakiku rapat-rapat, tapi pasti pahaku bisa terlihat jelas oleh bapak-bapak itu.

Aku pura-pura tidak tahu, anak kuliah itu pasti tadi sudah melihat pantatku waktu aku masuk tadi karena ia duduk dekat pintu, sekarang bapak-bapak ini menatapku dari atas sampai bawah. Entah kenapa aku horny sekali ketika mereka memandangiku seperti itu, jadilah aku mulai berulah aku memuntir-muntir kancing kedua baju seragamku, lalu perlahan, dengan wajah tidak melihat bapak-bapak itu aku melepaskan kancing keduanya. Tanpa melepas kancing pun mereka sudah bisa melihat payudaraku secara jelas aku pikir, namun karena hari itu sudah gelap, dan lampu mikrolet remang-remang mungkin putingku tidak terlalu tercetak. Aku mendengar bapak-bapak itu menahan nafas waktu aku melepaskan kancing nomor dua itu dengan seksi.

Kini aku semakin berani, entah kenapa dorongan untuk berbuat lebih ada dalam diriku. Aku pun tidak lagi memiringkan badanku, tapi menghadap lurus ke bapak-bapak itu, sehingga sekarang mereka bukan saja melihat payudaraku dari samping, tapi dengan jelas dapat melihat belahan dada dan separuh payudaraku apalagi putingnya tercetak jelas disitu. Aku tersenyum menggoda kepada mereka, dan mereka balas tersenyum. Asal kalian tahu, kancing bajuku hanya ada 4, jika sudah terbuka 2, berarti sudah separuh dari bajuku terbuka.

Cerita Dewasa Cewek Eksibisionis - Aku memilin-milin kancing nomor 3, aku melihat anak kuliahan itu bergeser mendekat, tak ingin ketinggalan pertunjukan rupanya. Aku memilin-milin kancing nomor 3 dan perlahan ku buka pahaku.. aku yakin memekku yang basah dapat terlihat. Aku membukanya sedikit saja, tanganku yang satu memilin-milin kancing baju nomor 3 dan satunya mengangkat rokku perlahan-lahan.

Ketika aku ingin melepaskan kancing nomor 3, aku mendengar seseorang memanggil. Aku menghentikan kegiatanku, nampaknya mereka kecewa. Aku menoleh ke belakang, rupanya Lukman dalam mobil Jazznya waktu itu Jazz baru saja keluar, wah pokoknya mewah banget, ia memberikan isyarat untuk turun dan naik mobilnya, memang waktu itu lampu merah. Namun tanpa kusangka-sangka bapak-bapak di depanku membuka lebar pahaku, dan yang satunya menarik rokku naik, aku berteriak sedikit.

Lalu aku mengetuk mikrolet tanda aku ingin turun. Sebelum turun aku tulis nomor telponku di tangan salah satu bapak itu entah apa maksudku, mungkin agar aku dibiarkan turun, mereka melepaskan pahaku. Aku menyiapkan uang receh lalu bergegas turun. Namun sewaktu turun aku sengaja membungkuk dengan berlebihan sehingga pantatku terlihat semua, lalu aku rasakan tangan-tangan mereka mencubit dan memegang pantatku, aku membayar mikrolet dan sempat berkata.
“Udah dulu ya live shownya” sambil tersenyum menggoda mereka hanya tertawa-tawa saja.

Aku berlari menuju mobil Lukman dan langsung duduk di depan. Rokku tertarik naik sewaktu aku duduk buru-buru, Lukman tersenyum ia bilang.
“San..body lo oke banget..di rawat ya”, eh agak canggung aku tapi aku pura-pura cuek dan menjawab
“thx, iya emang gw care banget sama body gw”, suasana hening sejenak,
“San, mau makan dulu ga, lo pasti laper abis latihan cheers” suara Lukman yang berat itu memecah keheningan aku cuma mengangguk saja.

“eh tapi bayarin yah, gw ga ada duit” kata ku tiba-tiba,
“Beres, tapi ada imbalannya ya” jawab Lukman sambil tangannya berpindah ke pahaku, dan membelainya.
“Eh..iyaa..” jawabku pelan menikmati sentuhannya, kami menuju ke Chitos, namun aku ingat kalau di Chitos ga boleh masuk pakai seragam.

Maka aku sempatkan ganti baju di parkiran, dengan kaos bekas latihan tadi, sudah bau keringat tapi gimana lagi, sewaktu aku ganti baju Lukman menciumku dan meremas dadaku lembut, aku membalasnya tapi hanya sebentar saja karena aku bilang “Man, makan dulu yu, macem-macemnya nanti aja de” kataku tersenyum manja.

Cerita Dewasa Cewek Eksibisionis

Lukman melongo waktu dia sadar baju apa yang kukenakan. “Lo yakin San mau pakai baju itu?” kata Lukman berusaha meyakinkan diri, “iya emangnya kenapa..” jawabku cuek.
Haha.. baju itu sudah tidak lagi menutupi apa-apa, kaos itu berdada V rendah berwarna putih polos, bahannya sangat tipis karena itu kaos untuk latihan, sehingga tidak membuat badan panas. Dan kali ini ditambah dengan basah, lekuk tubuhku dan bayangan putingku tercetak jelas.

“Udah la Man cuek aja..” kataku, Lukman hanya mengangguk-angguk lalu memencet tombol kunci mobilnya. “Kecuali kalo lo malu..” sambungku,
“ah gila kali lo ya, jalan sama cewe secantik lo, seseksi lo, bisa malu gw?” jawab Lukman spontan, aku hanya tersenyum geli saja.

Kami makan di Izzi Pizza, sewaktu kami makan aku tak luput dari pandangan orang-orang, ya cewe ya cowok, dan pandangannya macem-macem, ada cewe yang jealous ada yang jijik mungkin, ada yang kaget, tapi lebih banyak yang mupeng sih. Lukman tidak makan banyak waktu itu, tangannya terus berada dibawah membelai-belai pahaku bahkan sampai terangkat rokku, terkadang aku membuka pahaku, sehingga jari-jari Lukman kadang menyentuh memekku, pemandangan itu tentu saja membuat orang-orang kaget.

Tapi tampaknya Lukman juga cuek saja, jadi ya aku cuek saja. Waktu sampai di mobil, Lukman langsung menyergapku, menurunkan kursiku hingga tiduran, mencium bibirku dengan nafsunya dan langsung menarik payudaraku keluar dari bajuku melalui kerah V yang rendah itu, ia langsung menghisapnya keras-keras dan jarinya mulai mengelus-elus memekku, memekku sangat basah, dari tadi aku merasa horny banget dengan segala kelakuan gilaku, aku membuka pahaku lebar-lebar sehingga jari-jarinya lebih leluasa membuaiku.

Lukman makin liar, kini jari-jarinya mulai disodok-sodok ke memekku, aku benar-benar terbuai, sebenarnya kaca mobil Lukman termasuk 95% gelap, namun tidak dengan kaca depannya. Kaca depannya bening sebening aquarium, sehingga siapa pun yang melintas pasti bisa melihat perbuatan kami, namun kami parkir agak jauh dan hari itu hari sekolah, sehingga Chitos tidak begitu ramai.

Cerita Dewasa Cewek Eksibisionis - Aku naikkan kakiku ke atas dashboard dan membukanya lebar-lebar, namun tiba-tiba aku melihat seorang satpam memergoki kami dari kaca depan, aku pura-pura tidak tau saja, malah membalas ciuman Lukman dengan ganas. Lukman pun makin liar mengelus-elus klitorisku dan mulutnya masih tetap di buah dadaku yg montok itu.

Satpam itu disitu sekitar 4 Menit, menonton kami hingga akhirnya ia mengetok kaca sebelahku, Lukman terlonjak kaget dan ingin segera tancap gas, karena dari tadi mobilnya sudah menyala. Namun aku memegang tangannya dan malah membuka kaca itu, payudaraku sebelah masih keluar dari kerahku, dan rokku masih terangkat memperlihatkan memekku dengan bulu-bulu halus yang rapih.

Satpam itu nampaknya kaget, namun dengan sigap aku pegang tangan satpam itu dan menaruhnya di payudaraku, tangan itu begitu kasar, berbeda dengan tangan Lukman. Satpam itu diam tak berkutik,
“Bapak mau ini kan..” kataku sambil menuntunnya meremas-remas payudaraku.
Aku merasakan sensasi luar biasa, hingga mendesah-desah sendiri, Lukman menonton kelakuanku hingga melotot. Satpam itu terlihat sangat menikmatinya, namun tiba-tiba aku berteriak

“Man gas sekarang!!”, Lukman dengan panik langsung menginjak gas dan pergi dari situ.
Lalu Lukman dan aku tertawa-tawa heboh,
“Gila ya lo San, gw ga nyangka lo seliar itu” kata Lukman, aku tersenyum menggoda, merapatkan tubuhku yang payudaranya masih mencuat keluar, dan berkata
“Mau yang lebih liar..” Lukman lalu mempercepat laju mobilnya, namun tiba-tiba di tengah perjalanan dia bertanya
“San, maaf nih ya, tapi lo cewe bayaran?” katanya pelan.
Aku cuma tertawa saja,

“San serius, kalau bener bisa dibayar…” Lukman menghentikan kalimatnya
“Kenapa lo mau bayar gw?” kataku cepat.. Lukman tersenyum dan mengangguk,
“Man..buat lo gratis..” jawabku cuek.
“Eh San, jadi bener lo cewe bayaran?” tanyanya lagi.
Aku menggeleng, dia terlihat kebingungan.
“Engga, percaya ato ga gw masih virgin kalee” jawabku lagi, Lukman melotot,
“Beneran?” tanyanya ga percaya,
“Mau bukti..?” tantangku, Lukman diam saja,
“Ini kan sekarang kita mau buktiin” jawabku sambil tersenyum. Lukman hanya terdiam kebingungan.

Akhirnya kami sampai di sebuah rumah besar banget dibilangan Cilandak, ga jauh dari Chitos. Waktu hampir sampai Lukman memintaku membenarkan pakaianku. Dan memintaku mendobelkan bajuku dengan baju seragam tadi, supaya tidak terlihat mencolok. Benar saja dua satpam langsung membukakan pintu Lukman langsung masuk ke garasi dan mematikan mobilnya. Waktu itu sudah hampir pukul 9, aku pun turun dari mobil, dengan pakaian yang lebih rapih. Tersenyum pada satpam itu, satpam itu bertanya pada Lukman
“pacar baru den?” Lukman hanya menjawab
“Yoi donk pak!” sambil menggandeng tanganku masuk.

Cerita Dewasa Cewek Eksibisionis - Rumah itu besaaar banget, tapi sepi ga ada orang, “Man pada kemana..” kataku pelan, “Nyokap udah meninggal waktu lahirin gw, bokap.. tinggal dirumah istri barunya, gw sendirian deh..” jawabnya singkat. “Ah udahlah yuk masuk..” kata Lukman sambil menarik tanganku masuk ke kamarnya.
Lukman segera menutup pintunya dan menciumku dengan liarnya, tangannya segera menjelajah semua tubuhku, dalam posisi berdiri diangkatnya rokku dan diremasnya pantatku. Namun tiba-tiba Lukman berhenti.

“San, lo nginep sini aja ya, bilang sama nyokap lo gih” katanya sambil melemparkan hpnya.
Lalu aku meminta Lukman menyalakan CD playernya dengan lagu-lagu hiphop
“Ma..Santi ga bisa balik nih, masih latihan cheers” teriakku disela-sela musik yang kencang itu,
“Oh iya-iya itu apa sih dibelakang berisik amat” kata mama balas teriak.
“Anak-anak lagi latihan ma, mungkin kalau kemaleman Santi nginep rumah temen ya ma” jawabku lagi, mama hanya bisa menyetujui saja.

Selesai menelepon aku melihat sekeliling, tidak ada Lukman, tiba-tiba Lukman keluar dengan baju handuk putih, dan menarikku masuk ke kamar mandi.
“Mandi dulu, lo bau asem” katanya sambil cengengesan, aku hanya bisa menurut saja.

Di kamar mandinya ada whirlpool, seperti jacuzzi, sudah dituang shower bath sehingga berbusa-busa, Lukman melepas seluruh bajuku dan menggendongku masuk ke jacuzzi itu. Lukman memandikanku dengan sangat lembut. Ia membelai seluruh jengkal tubuhku tapi dengan lembut sekali, berbeda dengan ketika di mobil tadi.

Lukman menarik tubuhku keluar dan menyuruhku berdiri dibawah shower, ia menyalakan air hangat dan membiarkanku membilas diri. Lukman yang sudah tanpa busana itu memelukku dari belakang “adek”nya menyentuh pantatku, ditekan-tekannya adeknya itu, lalu Lukman meremas payudaraku dari belakang, sambil tetap ditekan-tekan kontolnya ke pantatku.

Nafsuku bangkit, dibawah guyuran air hangat dari shower, Lukman menciumi pundakku, dan leherku terkadang dijilatnya telingaku, membuatku bergetar-getar tersengat dengan birahiku. Aku membalikkan badan, dan mencium Lukman, kami berciuman lama sekali, aku sudah horny sekali, ingin rasanya meminta Lukman memasukkan kontolnya, namun aku malu.

Lagi-lagi Lukman menghentikan aksinya, ditariknya tubuhku lalu dikeringkan, dari ujung rambut sampai ujung kaki, aku diperlakukan bagai Putri. Lukman lalu mengeringkan tubuhnya sendiri lalu menggendongku ke tempat tidur. Ia menindihku dan menciumku lidah kami berpangutan, terkadang Lukman menghisap bibirku, tangannya meremas lembut payudaraku, terus ke perutku dan lalu sampai di memekku.

Di gesek-gesekkan perlahan jarinya di klitorisku, aku mendesah tidak karuan, Lukman lalu menurunkan bibirnya menjilati leherku, pundakku lalu ke payudaraku, di gigit-gigit lembut putingku, sambil tangannya terus bergerilya di memekku.

Aku memeluk Lukman lalu berguling. Aku cium Lukman dari bibir, dada, perut sampai ke kontolnya. Kontolnya besar dengan panjang hampir 20 cm dan diameter yang besar pula. Aku terbayang ngeri memasukkan benda itu ke memek perawanku. Aku menjilati kontol Lukman, tiba-tiba Lukman memegang kepalaku dan mendorongnya, sampai tersedak aku, benda itu tidak bisa masuk semua ke dalam mulutku aku bermain dengan kontol Lukman sekitar 10 menit, ketika tiba-tiba Lukman membalikkan badannya hingga posisi 69, aku diatas. Lukman menjilat memekku pelan, aku langsung mengejang, ini pertama kali aku dijilat di memek.

Tangan Lukman sesekali menyodok-nyodok memekku, sambil lidahnya disentil-sentilkan ke klitorisku. Aku benar-benar terbuai oleh nafsuku. Aku sampai memohon pada Lukman agar ia segera memasukkan kontolnya, “Man, please Man..”hampir nangis aku dibuatnya.
Lukman membuka pahaku lebar-lebar, dan mengarahkan kontolnya ke memekku yg sangat basah itu.
“Aaashh..”desisku pelan, sakit tapi aku berusaha tak menunjukkannya, Lukman kembali mendorongnya sedikit lagi, “Sshhshh..”Desahku antara sakit dan enak,
“Ahhh..” aku berteriak ketika seluruh kontolnya masuk, aku meneteskan air mata, karena rasanya sakit sekali, nampaknya Lukman mengetahui hal itu ia tidak bergerak sedikitpun, memberi waktu memekku untuk menyesuaikan diri.

Ketika aku sudah mulai terlihat tenang, Lukman menggerakkan pinggulnya, menarik dan memasukkan kontolnya dengan perlahan. Tubuhku bergerak-gerak ga karuan, nikmatnya luar biasa. Makin lama Lukman mempercepat gerakannya, aku pun berusaha menyeimbanginya, namun semakin aku bergerak semakin dekat aku menuju orgasme pertamaku.
“Aaahh..terus Man, oh yess..shitt..ahh” ceracauku ga karuan, Lukman nampaknya tau aku sudah hampir sampai, makin liar gerakannya, selain maju mundur, terkadang diputar-putar, membuatku melotot keenakan.

Cerita Dewasa Cewek Eksibisionis - Akhirnya tak berapa lama sampailah aku pada orgasmeku “Aaarrgh..aaaaaaaaaa….” teriakku melengking Lukman melotot, aku yakin dia menahan orgasmenya, karena pasti memekku mencengkram kontolnya kuat-kuat saat itu. “Ah gila Man..enak banget” jawabku lemas dengan pandangan sayu.

Lukman hanya tersenyum, lalu dengan kontol masih tertancap, ia menyedot-nyedot payudaraku, aku keenakan dibuatnya, sehingga horny lagi. Aku menggerakan pinggulku maju mundur, padahal Lukman masih diam saja, tersenyum penuh kemenangan. “Man, sodok donk, asshh.. Man cmon” pintaku memelas pada Lukman, Lukman malah melepaskan kontolnya, aku melotot mau marah, tapi, Lukman segera membalikkan tubuhku dan menggangkat pinggulku.

Aku segera pasang posisi merangkak, bertumpu pada tangan. Lukman memasuki memekku dari belakang, lalu memompanya dengan cepat, tangannya meremas-remas payudara 36B ku yang bergoyang-goyang kesana kemari. “Ohhh..aahhh..Santii..memek lo..aassshhh” ceracau Lukman menikmati posisi tersebut, aku hanya bisa mendesah-desah keenakan, karena orgasme keduaku hampir datang “Man, terus Man, gw mau keluar lagi”, kataku ngos-ngosan. Tanpa diduga, Lukman menjabak rambutku. “Aaaaaww” teriakku kesakitan, namun ia tetap memompa memekku jadi antara enak dan sakit, aku baru sadar ia mengangkat kepalaku agar melihat persetubuhan kami di cermin di samping tempat tidur itu, yang terletak di lemari, cermin seluruh badan.

Posisi kami memang bukan di tengah tempat tidur, kaki Lukman masih berada di lantai, Lukman berdiri sementara aku posisi merangkak, sekarang posisiku setengah jongkok karena Lukman menjabak rambutku, di cermin aku bisa melihat payudaraku bergerak-gerak, dan aku bisa melihat ekspresiku setiap kali Lukman menyodok memekku dari belakang. Ini membuatku semakin bernafsu, dan makin dekat orgasme,

“Man..gw mau keluar..assshhh” katalu terengah-engah,
“San, gw… juga.. di da-lem..niihhh?” jawab Lukman putus-putus karena sambil memompaku.
“Iya di dalem aja, please, dikit lagi..aaashh..sshhh..”jawabku cepat-cepat.
Lukman semakin mempercepat gerakannya. Tangan satunya masih menjambakku, dan satunya lagi meremas-remas payudaraku.

“AAAAAAAAAARRRGGHHH” teriak kami berbarengan, saat kami orgasme bersamaan
“aasshhh..aaa” sambungku lagi, orgasmeku panjang sekali, aku bisa merasakan kontol Lukman menyemprot berkedut-kedut di dalam memekku. Lukman melepas jambakannya dan membiarkan tubuhku terkulai. Lukman menindihku dari belakang, membuatku ngos-ngosan, akhirnya kontol yg masih tertancap itu ditarik oleh Lukman, dan ia berguling ke samping.

“Thx ya San..” katanya sambil mengelus-elus kepalaku.
Aku membalikkan badan dan merapatkan tubuhku, Lukman memelukku. Namun tidak lama Lukman berdiri dan menggendongku memandikanku lagi. Ketika kembali ke tempat tidur, Lukman melihat bercak darah kevirginanku. Lukman melotot dan melihat ke arahku kaget, aku cengengesan dan berkata “bener kan gw masih perawan”, Lukman merasa bersalah, dan sejak saat itu kami resmi berpacaran.

Lukman sangat mendukung hobbyku pamer-pamer tubuh, bahkan ia tidak mengizinkanku memakai BH ke sekolah. Nampaknya ia juga horny kalau melihat laki-laki lain memandangi tubuhku sampai melotot. Akibat tidak pakai BH dan pakaian kelewat tipis, serta kelewat pendek. Aku sampai dipanggil kepala sekolah. Lain kali aku ceritakan pengalamanku bersama Kepala Sekolah, dan pengalaman-pengalamanku yang lainnya. Sekarang aku masih pacaran dengan Lukman, kami berdua kuliah di Bandung dan hobbyku ini masih tetap berlangsung.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.